Sering Mengabaikan Warna Urine? Hati-hati dengan 5 Penyakit Ini!

Kutus Kutus – Mungkin kamu tidak terlalu memperhatikan warna urine yang keluar ketika sedang buang air kecil. Urine merupakan produk buangan yang terdiri dari berbagai zat yang tidak diperlukan, bahkan racun bagi tubuh, yang berasal dari makanan dan minuman yang kita konsumsi. Namun, tahu kah kamu, selain sebagai cairan buangan, warna, jumlah, hingga bau urine dapat menjadi tanda kondisi tubuh kamu.

Warna urine setiap orang berbeda-beda tergantung seberapa banyak air yang dikonsumsi. Semakin banyak air putih yang dikonsumsi, semakin jernih warna urine yang dikeluarkan tubuh. Perubahan warna urine pun terjadi ketika terdapat gangguan atau masalah kesehatan dalam tubuh. Oleh karena itu, urine dapat dijadikan sebagai indikator medis yang menunjukkan status kesehatan seseorang.

Lalu, seperti apa warna urine yang normal? Warna urine normal adalah kuning muda atau keemasan. Warna ini berasal dari pigmen tubuh yang disebut urochrome. Sementara itu, urine tanpa warna atau bening dapat menandakan bahwa kamu sudah terhidrasi dengan cukup baik. Meskipun dalam beberapa kasus, warna urine yang bening juga bisa disebabkan oleh konsumsi obat-obatan tertentu.

Nah, bicara tentang warna urine, kita perlu hati-hati terhadap beberapa penyakit yang ditandai dengan berubah warna urine tidak seperti pada normalnya, yaitu:

1. Dehidrasi

Menurut National Kidney Foundation, penyebab paling sering yang ditemukan pada perubahan warna urine menjadi warna kuning tua adalah dehidrasi. Dehidrasi adalah suatu gejala atau kondisi ketika tubuh kekurangan cairan. Kondisi ini dapat menimbulkan berbagai dampak seperti pusing, kehilangan fokus, dan mudah lelah.

Mengapa dehidrasi menyebabkan warna urine berubah? Ketika tubuh kekurangan cairan, secara otomatis urobilin atau pewarna urine dalam tubuh meningkat konsentrasinya. Perlu diketahui bahwa urobilin merupakan bilirubin yang terdapat pada sistem kandung kemih, dan merupakan hasil dari zat sisa yang dihasilkan dari pemecahan sel darah merah oleh hati.

2. Hematuria

Urine yang berwarna merah atau kecoklatan merupakan tanda dari penyakit hematuria. Penyakit ini merupakan istilah medis yang menandakan adanya darah dalam urine. Urine yang normal seharusnya tidak akan mengandung darah sedikit pun, kecuali pada wanita yang sedang menstruasi. Itu mengapa pemeriksaan medis perlu segera dilakukan jika kamu menjumpai urine yang keluar berwarna merah atau kecokelatan. Lakukan pemeriksaan pada rumah sakit terdekat agar penyebab perubahan pada warna urine dapat diketahui dan segera diatasi!

3. Penyakit Seksual

Pada beberapa jenis penyakit seksual, salah satu gejala yang mungkin timbul adalah perubahan warna urine menjadi kuning pekat. Infeksi chlamydia adalah salah satu jenis penyakit seksual yang paling sering menimbulkan perubahan warna urine.

4. Gangguan Hati

Perubahan warna urine menjadi lebih gelap dapat disebabkan oleh adanya gangguan pada organ hati, seperti hepatitis, sirosis, dan kanker hati. Perhatikan juga kondisi urine yang berbusa atau berbuih.

Menurut National Kidney Foundation, urine yang berbusa atau berbuih menandakan tingginya jumlah protein dalam urine. Kondisi ini bisa menjadi tanda adanya gangguan pada hati.

Kerusakan hati ini membuat hati tidak bisa berfungsi dengan baik untuk memproduksi dan menyalurkan bilirubin. Akibatnya, bilirubin masuk ke dalam darah dan menyebabkan tubuh menjadi kuning. Bilirubin yang masuk ke dalam sistem kandung kemih disebut urobilin, dan jika kadarnya terlalu banyak dapat mengubah warna urine menjadi sangat pekat.

5. Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih terjadi ketika adanya bakteri menyerang bagian kandung kemih. Gejala yang umum muncul adalah nyeri ketika buang air kecil. Selain itu, urine dapat mengandung darah yang menyebabkan urine berwarna gelap atau kemerahan.

Pakai Kutus Kutus yang sudah teruji dan terbukti khasiatnya,
minyak herbal alami yang banyak manfaatnya, klik disini untuk pemesanan !

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *