PEREMPUAN DAN KESEHATAN REPRODUKSI

Kutus Kutus – Tubuh perempuan dalam banyak hal berlainan dengan tubuh laki laki terutama pada bagian –  bagian reproduksi atau organ – organ seksual. Dari sekian banyak problem kesehatan yang  mengancam perempuan, sebagian berkaitan dengan organ-organ reproduksi ini. Sering kita  menghindari pembicaraan tentang organ-organ seksual, andaipun kita sedang menderita gangguan di  bagian-bagian itu.

Permasalahan perempuan mengenai seksualitas dan kesehatan reproduksi kian lama  dirasakan kian kompleks dan memprihatinkan. Untuk menangani masalah ini diperlukan kerjasama  berbagai pihak yang peduli terhadap permasalahan remaja khususnya di bidang seksualitas dan  kesehatan reproduksi. Contohnya PKBI Jawa Barat mengembangkan Mitra Citra Remaja (MCR).

Lembaga ini bergerak sebagai pusat pendidikan, konseling, dan pelayanan kesehatan reproduksi yang  menjalankan praktek komunikasi kesehatan  Praktek komunikasi kesehatan telah berkontribusi terhadap promosi kesehatan dan  pencegahan penyakit di beberapa bidang. Bidang pertama, meningkatnya interaksi antar perorangan
dan kelompok di dalam situasi-situasi klinis, melalui pelatihan profesional-profesional kesehatan dan  pasien-pasien dalam keahlian-keahlian komunikasi yang efektif. Kampanye-kampanye secara tradisional telah bersandar pada komunikasi massa (seperti pengumuman-pengumuman layanan publik di atas billboard, radio, dan televisi) dan pesan-pesan pendidikan dalam bahan-bahan cetak (seperti pamflet) untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan. Kampanye-kampanye lainnya telah mengintegrasikan media massa dengan program-program berbasis masyarakat.

Beberapa kampanye telah menggunakan teknik-teknik marketing sosial.
Hubungan kerjasama akan meningkat bila semua pihak paham terhadap komunikasi yang
baik. Penyebaran pesan-pesan kesehatan melalui kampanye-kampanye pendidikan publik yang
berusaha merubah iklim social untuk mendorong perilaku-perilaku yang sehat, membangun
kesadaran, merubah sikap, dan memotivasi orang-orang untuk mengadopsi perilaku-perilaku yang dianjurkan termasuk masalah kesehatan reproduksi perempuan.

Perempuan banyak menjadi korban dari kekerasan seksual. Banyak perempuan yang
membutuhkan informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi. Di pedesaan perempuan remaja kebanyakan mencari informasi lewat internet, perempuan produktif mencari informasi kesehatan reproduksi melalui bidan sedangkan perempuan pasca produktif lebih senang mencari informasi kesehatan reproduksi melaluiparaji. Permasalahan perempuan mengenai seksualitas dan kesehatan reproduksi kian lama dirasakan kian kompleks dan memprihatinkan dibandingkan dengan permasalahan kesehatan reproduksi laki-laki. Untuk menangani masalah ini diperlukan kerjasama berbagai pihak yang peduli terhadap permasalahan remaja khususnya di bidang seksualitas dan kesehatan reproduksi. Contohnya PKBI Jawa Barat mengembangkan Mitra Citra Remaja (MCR). Lembaga ini bergerak sebagai pusat pendidikan, konseling, dan pelayanan kesehatan reproduksi yang menjalankan praktek komunikasi kesehatan.  Sering kita menghindari pembicaraan tentang organ-organ seksual karena masih dianggap tabu, andaipun kita sedang menderita gangguan di bagian-bagian itu.

Dalam tingkat kultural, penting dilakukan untuk mendudukkan kembali persoalan „tabu‟
dalam tempat yang semestinya, dan memahamkan kesadaran baru, pendidikan kesehatan
reproduksi, bukanlah pelajaran untuk melakukan hubungan seks. Karena sampai sekarang masih
ada pihak yang tidak setuju mengenai pendidikan kesehatan reproduksi sejak dini karena mereka
beranggapan pendidikan kesehatan reproduksi sejak dini sama saja dengan memberitahu pada
remaja bagaimana melakukan hubungan seks.

Dalam Keluarga masih banyak orang tua merasa tabu untuk menyampaikan masalah
kesehatan reproduksi pada anak mereka terutama anak perempuan yang sudah mulai remaja.
Tubuh perempuan dalam banyak hal berlainan dengan tubuh laki laki terutama pada bagian –
bagian reproduksi atau organ – organ seksual. Dari sekian banyak problem kesehatan yang
mengancam perempuan, sebagian berkaitan dengan organ-organ reproduksi ini.

Organ reproduksi perempuan yang terlihat dari luar cuma bibir kemaluan dan lobang
senggama yang ditutupi bulu kelamin. Alat reproduksi perempuan masuk hingga bagian dalam
tubuh perempuan. Merawat bagian dalam reproduksi, sama pentingnya dengan merawat bagian
luar alat reproduksi kita. Alat reproduksi perempuan terdiri dari beberapa bagian utama, yang
perlu kita kenal adalah :

Rahim/Kandungan

Tempat janin tumbuh dan berkembang. Setiap bulan, rahim menyiapkan diri dengan melapisi  dindingnya dengan lapisan khusus untuk menerima bayi. Kalau tidak jadi hamil, maka lapisan  khusus itu runtuh berupa darah haid. Kalau perempuan hamil, lapisan khusus tidak diruntuhkan  lagi, tetapi dipakai untuk menghidupi janin sehingga perempuan tidak haid saat hamil.

Serviks/Mulut Rahim

Serviks memisahkan rahim dengan liang senggama. Bermanfaat menjaga agar kotoran dan kuman tidak mudah masuk kedalam rahim.

Indung Telur

Tempat telur manusia dibuat. Disebut juga ovarium. Setiap bulan perempuan mengeluarkan satu telur matang melalui saluran telur ke arah rahim. Kalau telur matang bertemu sperma dalam air mani laki-laki, maka perempuan akan hamil. Vagina/Liang Kemaluan
Vagina bentuknya memanjang seperti tabung. Saat berhubungan seks, penis masuk ke dalam
liang vagina. Darah haid juga keluar melalui vagina. Bayi juga keluar lewat vagina pada saat
perempuan melahirkan. Dalam vagina terdapat jamur dan kuman-kuman yang tidak
mengganggu tubuh kalau keseimbangan hidupnya tidak terganggu. Keseimbangan hidupnya
terganggu kalau perempuan sering mencuci vagina dengan obat antibiotik atau terlalu sering
berhubungan seksual. Bila keseimbangan hidup jamur dan kuman-kuman itu terganggu, maka
terjadilah keputihan.

Dinding Vagina

Dinding Vagina juga punya lapisan khusus. Dinding ini lapisannya halus dan mudah sekali terluka. Kalau luka, seringkali lukanya tidak dirasakan sakit. Luka-luka di dinding vagina,
memudahkan bibit atau kuman Infeksi Menular Seksual masuk ke dalam tubuh manusia
sehingga memudahkan terjangkit IMF.

BibirKelamin/Labia

Bibir kelamin berada di luar tubuh. Ada dua bibir di dalam kelamin luar perempuan, namanya bibir besar dan bibir kecil.

Kelentit

Kelentit berada di bagian atas di antara bibir kelamin. Bentuknya seperti biji kacang. Kelentit mempunyai syaraf yang sangat banyak sehingga sangat peka terhadap rangsangan. Kelentit bagi perempuan mirip seperti zakar laki-laki.

Selaput Dara

Berada di dalam liang vagina, tidak jauh dari mulut vagina. Selaput dara terbuat dari lapisan tipis,
dengan lubang tempat keluarnya haid. Selaput dara ada yang tipis dan juga yang kaku. Selaput dara tidak bisa dijadikan jaminan kegadisan pada perempuan, karena selaput dara bisa robek
karena terjatuh atau olahraga.

Saluran Kencing

Saluran kencing pada perempuan berada diantara kelentit dan mulut vagina.

Payudara

Pemeriksaan payudara sangat berguna untuk mengetahui keadaan payudara, apakah normal atau ada kelainan. Pemeriksaan payudara sebaiknya dilakukan tiap bulan setelah menstruasi bila merasakan adanya perubahan pada payudara segeralah konsultasikan pada dokter
sebelum menjadi masalah kesehatan reproduksi yang serius.

Banyak sekali masalah kesehatan reproduksi yang dialami oleh perempuan. Masalah
kesehatan dilihat dari perspektif gender ? atau dengan bentuk pertanyaan lain, yaitu bagaimana
pendekatan gender dalam melihat praktik layanan kesehatan di masyarakat ? inilah pertanyaan strategis yang perlu di kembangkan saat ini. Disadur dalam (Sudarma, 2008; 195-197) :  Memahami teknik analisis gender (gender analysis technique) dalam layanan kesehatan
ini, setidaknya difokuskan untuk mengetahui (1) situasi aktual wanita dan pria meliputi peranan,
tingkat kesejahteraan, kebutuhan, dan permasalahan yang dihadapi dalam berbagai unit sosial,
budaya dan ekonomi, (2) pembagian beban kerja wanita dan pria yang meliputi tanggung jawab,
curahan tenaga, dan curahan waktu, (3) saling berkaitan, saling ketergantungan dan saling
mengisi antar peranan wanita dan pria khususnya dalam keluarga, dan (4) tingkat akses dan
kekuatan kontrol wanita dan pria terhadap sumber produktif maupun sumber daya manusia dalam keluarga.

Gender adalah sebuah konstruksi sosial atau tafsir sosial terhadap peran gender.
Sayangnya, terhadap masalah ini, masih banyak penafsiran yang berkembang secara tidak adil,sehingga memberikan tafsiran yang kurang pada tempatnya terhadap masalah- masalah perempuan. Menurut estimasi PBB ditahun 2025 atau 2050, baik di Indonesia maupun Asia Tenggara  kelompok penduduk usia tua akan lebih banyak dialami oleh kalangan perempuan. Pertumbuhan  dan atau peningkatan jumlah kaum perempuan yang menjadi penduduk lanjut usia ini  merupakan salah satu masalah perempuan yang perlu diperhatikan dengan seksama, baik oleh  dunia kesehatan maupun pemerintah, sehingga kebutuhan perempuan usia lanjut ini dapat  terpenuhi secara maksimal.

Dua dari tiga wanita didunia saat ini menderita suatu penyakit yang sangat melemahkan
manusia. Gejala-gejala umum penyakit yang mudah menyebar ini mencakup anemia kronik, malnutrisi, dan kondisi yang sangat lemah. Para penderita menunjukkan kerentanan yang tinggi terhadap infeksi saluran pernafasan dan produktif, yang seringkali mengakibatkan kematian dini (premature death). Tanpa intervensi langsung, penyakit ini dapat menular dari ibu ke anak, dengan angka penularan yang sangat tinggi pada wanita di banding pria. Meskipun penelitian telah membuktikan efikasi berbagai strategi pencegahandan pengobatan, namun hingga kini sangat sedikit strategi yang dilaksanakan secara matang.

Wanita juga menghadapi ancaman kesehatan reproduktif yang unik. Tingginya angka
penyakit yang dapat dicegah, kematian akibat komplikasi pada kehamilan dan persalinan, aborsi yang tidak aman, penyakit menular seksual dan kanker pada alat reproduksi sering dijumpai pada wanita yang miskin dan yang tidak memilki akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi yang komprehensif.

Di lain pihak, peran reproduktif wanita hanya mendapat perhatian apabila fertilitas cukup
tinggi. Akibatnya, satu-satunya pelayanan kesehatan yang sering diperoleh wanita adalah
keluarga berencana, meskipun pelayanan ini lebih menekankan pada kontrol fertilitas bukan pada peningkatan kesehatan wanita. Dalam kesehatan reproduksi, pertimbangan agama dan politik telah mengalahkan pertimbangan kesehatan masyarakat, dimana wanita semakin sulit memperoleh hak untuk pelayanan aborsi yang aman. Dengan adanya risiko kesehatan yang tinggi ini, ternyata kalangan perempuan masih memiliki tugas kerja di lingkungan keluarga yang sangat berat. Risiko sakit kaum perempuan sangat tinggi, namun jam kerja perempuan itu pun sangat tinggi, yaitu mulai dari “terbit mataharisampai terbenam mata suami”.

Dalam praktik layanan kesehatan, masih ada pandangan bahwa ada pekerjaan perempuan dan pekerjaan laki-laki. Menjadi perawat dan bidan adalah pekerjaan perempuan dan menjadi doktermerupakan pekerjaan laki-laki. Melaksanakan operasi merupakan tugas laki-laki, sedangkan memberikan perawatan merupakan tugas perempuan. Pandangan seperti ini, mungkin benar bila disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan obyek yang dikerjakannya. Namun pembagian kerja seperti ini merupakan contoh nyata dari konstruksi sosial dalam pembagian tugas dalam bidang kesehatan.

Kemudian dalam penanganan kasus HIV/AIDS merupakan satu misteri kesehatan yang
belum terpecahkan. Penyebab terjangkitnya HIV/AIDS ini sudah begitu banyak diulas dan
dikupas. Namun demikian, dalam kenyataannya, masih banyak anggota masyarakat yang
menyalahkan posisi perempuan sebagai penyebab utama berkembangnya virus AIDS ini. Penanganan masalah AIDS ini disudutkan pada masalah maraknya prostitusi. Kelompok yang paling tersudutkan dengan isu prostitusi ini yaitu kalangan perempuan. Sedangkan kaum laki-laki, kurang mendapatkan perhatian yang seimbang dengan penilaiannya terhadap kaum perempuan.

Pola kesehatan dan penyakit pada laki-laki dan perempuan menunjukkan adanya
perbedaan. penyakit kardiovaskular di temukan pada usia yang lebih tua pada perempuan
dibandingkan pada laki-laki. Laki-laki hanya dapat terkena kanker prostat sedangkan beberapa penyakit misalnya anemia, gangguan makan, dan gangguan pada otot serta tulang lebih banyak ditemukan pada perempuan. Berbagai penyakit atau gangguan hanya menyerang perempuan misalnya gangguan kesehatan yang berkaitan dengan kehamilan tidak diinginkan, dan kanker serviks akibat dari ketidaktahuan remaja putri untuk menjaga kesehatan reproduksinya. Praktek komunikasi kesehatan telah berkontribusi terhadap promosi kesehatan. Kampanye-kampanye secara tradisional telah bersandar pada komunikasi massa (sepertipengumuman-pengumuman layanan publik di atas billboard, radio, dan televisi) dan pesanpesan pendidikan dalam bahan-bahan cetak (sepertipamflet) untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan. Kampanye-kampanye lainnya telah mengintegrasikan media massa dengan program-program berbasis masyarakat. Beberapa kampanye kesehatan reproduksi telah menggunakan teknik-teknik marketing sosial.

Pakai Kutus Kutus yang sudah teruji dan terbukti khasiatnya, minyak herbal alami yang banyak manfaatnya, klik disini untuk pemesanan !

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *