Kutus Kutus – Cacar monyet ialah salah satu infeksi virus yang ciri – cirinya dimulai dengan bintil bernanah di kulit. Penyakit ini terdapat di negara Republik Demokratik Kongo dan Nigeria. Tetapi pada tanggal 9 Mei 2019, pemerintah Singapura melaporkan bahwa penyakit ini terdapat di Singapura.
Pada mulanya, penyakit cacar monyet memiliki gejala yang serupa dengan cacar air, yaitu bintil berair. Seiring perkembangan penyakit, bintil berair berubah menjadi bernanah serta menimbulkan benjolan di leher, ketiak, atau selangkangan akibat pembengkakan kelenjar getah bening.
Cacar monyet termasuk penyakit yang dapat menular dari orang ke orang, namun pemicu utamanya adalah hewan pengerat dan primata, seperti tikus, tupai, dan monyet yang terinfeksi.
Cacar monyet merupakan penyakit yang sangat jarang terjadi, namun dapat menyerang siapa saja. Penyakit ini pertama kali ditemukan saat terjadi wabah di Afrika pada 1970-an.
Penyebab Cacar Monyet
Penyakit cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox, yang menyebar melalui percikan liur penderita, lalu masuk melalui mata, mulut, hidung, atau luka pada kulit. Selain itu juga bukan Cuma melalui percikan liur, penularan juga dapat melalui benda yang terkontaminasi, misalnya pakaian penderita. Meski begitu, penularan dari manusia ke manusia ini terbatas dan membutuhkan kontak yang lama.
Penularan cacar monyet mulanya terjadi dari hewan ke manusia, yaitu melalui cakaran atau gigitan hewan yang terinfeksi virus monkeypox, seperti monyet atau tupai. Selain karena tercakar atau tergigit, terpapar cairan tubuh hewan ini secara langsung atau melalui benda yang terkontaminasi juga dapat membuat seseorang tertular penyakit cacar monyet.
Gejala Cacar Monyet
Gejala cacar monyet akan muncul 5-21 hari sejak penderitanya terinfeksi virus monkeypox. Gejala awalnya adalah:
- Demam
- Menggigil
- Letih atau lemas
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Pembengkakan kelenjar getah bening (berupa benjolan di leher, ketiak, atau selangkangan)
Gejala awal cacar monyet ini dapat berlangsung selama kurang lebih 1-3 hari atau bahkan lebih. Setelah itu, ruam akan muncul di wajah dan menyebar ke bagian tubuh lainnya, seperti lengan dan tungkai.
Ruam yang muncul akan berkembang dari bintil berisi cairan hingga berisi nanah, lalu pecah dan berkerak, kemudian menyebabkan borok di permukaan kulit. Ruam ini akan bertahan hingga 2-4 minggu.
Pencegahan Cacar Monyet
Pencegahan utama cacar monyet adalah menghindari kontak langsung dengan hewan primata dan pengerat, seperti monyet dan tupai, atau orang-orang yang sedang terinfeksi. Selain itu, beberapa langkah pencegahan lain yang bisa dilakukan adalah:
- Rajin cuci tangan dengan air dan sabun, atau pembersih tangan berbahan dasar alkohol, terutama sebelum makan, menyentuh hidung atau mata, dan membersihkan luka.
- Hindari berbagi alat makan atau menggunakan sprei yang sama dengan orang yang terinfeksi cacar monyet.
Untuk dapat mencegah penularan, dokter dapat memberikan vaksin variola, terutama bagi petugas medis yang merawat pasien cacar monyet. Selain melakukan vaksinasi variola, petugas medis juga perlu mengenakan alat pelindung diri saat merawat pasien.
Variola atau cacar merupakan penyakit yang telah hilang sejak tahun 1980. Walaupun variola merupakan penyakit yang berbeda dengan cacar monyet, vaksin variola terbukti cukup efektif dalam mencegah cacar monyet. Mengingat penyakitnya yang sudah dimusnahkan, ketersediaan vaksin ini juga terbatas.
Kalau sekamuinya Kamu memiliki hewan peliharaan yang diduga terinfeksi virus cacar monyet, segera hubungi dokter hewan dan jangan biarkan hewan tersebut berkeliaran. Perlu diingat, jangan lupa kenakan sarung tangan ketika akan melakukan kontak dengan hewan peliharaan tersebut.
Pakai Kutus Kutus yang sudah teruji dan terbukti khasiatnya, minyak herbal alami yang banyak manfaatnya, klik disini untuk pemesan