Kutus Kutus – Garam adalah mineral kristal yang mengandung natrium (Na) dan klorin (Cl). Kedua mineral ini dibutuhkan untuk menunjang kesehatan tubuh dan aman dikonsumsi dalam batas wajar.
Sebaliknya, terlalu banyak makan garam atau asupan natrium bisa meningkatkan risiko gangguan kesehatan, seperti tekanan darah tinggi (hipertensi).
Itulah sebabnya, orang berlomba-lomba mencari jenis garam yang lebih sehat, termasuk membandingkan garam dapur dan garam laut.
Meski sama-sama asin, ada sejumlah perbedaan antara keduanya. Berikut ini beberapa perbedaan garam dapur dan garam laut yang bisa menjadi pertimbangan bagi Anda.
1. Proses pembuatan
Meskipun luput dari perhatian, proses pembuatan garam dapur dan garam laut merupakan aspek pembeda yang paling utama.
Garam dapur merupakan hasil penambangan garam yang diolah menjadi kristal halus. Sementara itu, garam laut berasal dari proses penguapan air laut atau air kaya mineral lainnya.
2. Tekstur
Perbedaan yang tampak jelas antara garam laut dan garam dapur adalah teksturnya. Garam laut memiliki tekstur yang lebih kasar dan renyah daripada garam dapur. Dalam hal ini, garam dapur memang telah diolah sedemikian rupa oleh produsen sehingga memiliki butiran yang lebih halus.
3. Kandungan mineral
Natrium merupakan komponen mineral utama garam. Baik garam dapur maupun garam laut, keduanya memiliki kandungan natrium. Namun, garam laut dianggap lebih sehat karena mengandung natrium alami.
Selain kandungan natrium alami, garam laut juga memiliki kandungan magnesium, kalsium, dan potasium atau kalium, yang tidak dimiliki garam dapur.
Sementara itu, kandungan utama garam dapur tetaplah natrium. Garam dapur memiliki kandungan natrium yang sama dengan garam laut.
Selain kandungan natrium, hampir seluruh produsen garam dapur menambahkan kandungan yodium di dalamnya. Inilah yang membedakannya dengan garam laut.
Baca juga : Cara Terbaik Mengatasi Batuk Pilek
4. Rasa
Meskipun sama-sama asin, nyatanya garam laut memiliki rasa asin yang lebih kuat daripada garam dapur. Tidak heran, beberapa orang mungkin lebih menyukai penggunaan garam laut dalam makanan.
Secara gizi, garam laut dan garam dapur tidak lebih unggul satu sama lain. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Selama ini, mungkin Anda menganggap garam laut lebih sehat karena diolah dengan cara alami, sehingga memiliki natrium alami pula. Namun, ternyata kandungan natrium garam laut sama saja dengan garam dapur, sebagaimana dilansir dari American Heart Association.
Artinya, jumlah konsumsi garamlah yang membuatnya berpengaruh terhadap kesehatan Anda.
Semakin banyak garam yang Anda konsumsi, maka akan semakin banyak kandungan natrium dalam darah.
Kondisi ini bisa memicu peningkatan tekanan darah (hipertensi) hingga mengarah pada penyakit kronis, seperti penyakit jantung dan stroke.
Sebaliknya, kekurangan asupan garam juga bisa mengarah pada berbagai gangguan kesehatan, seperti ketidakseimbangan hormon tiroid.
Perlu diingat bahwa garam laut tidak memiliki kandungan yodium. Memilih garam laut berarti Anda berisiko lebih besar kekurangan yodium. Apalagi jika Anda tak mendapatkannya dari sumber makanan mengandung yodium lainnya.
Kekurangan yodium dapat mengarah pada penyakit gondok hingga gangguan pertumbuhan.
Di sisi lain, garam dapur tidak memiliki kandungan mineral alami, seperti kalsium, dan potasium (kalium). Namun, jangan khawatir. Kandungan-kandungan ini tentunya bisa Anda dapatkan dari makanan lain.
Menggunakan beberapa jenis garam secara bergantian mungkin juga bisa menjadi solusi melengkapi kandungan nutrisinya.
Berikut ini beberapa jenis garam yang bisa Anda konsumsi dan juga diklaim lebih sehat:
Garam himalaya (himalayan salt)
Garam kosher
Garam celtic
Garam maldon
Jangan lupa gunakan selalu minyak Kutus Kutus untuk mengatasi berbagai macam penyakit, silahkan pesan disini sekarang dan rasakan khasiatnya !