fbpx

Jerawat Batu Yang Menyakitkan! Kenali Penyebab, Ciri-ciri, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Kutus Kutus – Jerawat batu atau dikenal dalam dunia medis sebagai jerawat kistik adalah salah satu jenis jerawat yang cukup parah. Kondisi ini terbentuk jauh di dalam kulit yang disebabkan penyumbatan akibat penumpukan sel kulit mati.
Jerawat kistik juga dapat muncul karena terperangkapnya bakteri di dalam pori-pori dan akhirnya menginfeksi kulit. Akibatnya, jerawat atau benjolan besar yang memerah dan berisi nanah pun terbentuk.
Beberapa orang dengan kondisi ini merasakan sakit ketika jerawat tidak sengaja tersentuh. Namun, tidak sedikit pula yang mengakui tidak mengalami nyeri saat menekan jerawatnya.
Jika kondisi ini tidak segera ditangani, peradangan di lapisan kulit terdalam dapat menyebar yang menyebabkan pori-pori pecah. Alhasil, peradangan menyebar ke jaringan kulit sekitarnya. Peradangan yang terlanjur menyebar luas dapat memicu kemunculan jerawat batu yang baru.

Penyebab jerawat batu

Ada beberapa faktor yang memicu penyumbatan pori-pori kulit sebagai berikut.

  • Genetik, membawa gen orangtua yang bermasalah dengan kulit berjerawat.
  • Mudah berkeringat menyebabkan tingkat kelembapan kulit tinggi dan bakteri lebih mudah berkembang biak.
  • Menggunakan produk kosmetik yang tidak sesuai, terutama bagi jenis kulit berminyak.

Salah satu hal yang membedakan jerawat batu dengan jerawat lainnya adalah peran hormon. Jerawat kistik sangat dipengaruhi oleh keseimbangan kadar hormon dalam tubuh, yaitu produksi hormon androgen yang berlebihan.
Hormon androgen adalah hormon yang mendukung fungsi organ seksual. Namun, androgen juga dapat merangsang kelenjar sebasea (minyak) untuk menghasilkan sebum.
Ketidakseimbangan hormon biasanya terjadi pada masa pubertas, menjelang menstruasi, hingga menderita sindrom ovarium polikistik (PCOS).

Ciri dan gejala jerawat batu

Umumnya, ciri utama jerawat batu adalah benjolan merah besar menyerupai bisul. Jerawat ini memiliki tekstur yang lunak dan sering menimbulkan rasa sakit ketika disentuh. Meski begitu, rasa nyeri ini tidak terjadi pada semua orang.
Selain benjolan merah yang besar, ada beberapa gejala lainnya yang mungkin menandakan Anda mengalami jerawat kistik., yaitu:Benjolan besar merata tanpa memiliki puncak putih yang terangkat ke atas.
• Nanah yang akan keluar setelah jerawat matang dan pecah.
Dari sekian banyak jerawat, jerawat kistik dapat bertahan selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Setelah pecah, jerawat ini juga memicu kulit untuk menghasilkan sel pigmen baru.
Alhasil, bekas jerawat akan lebih lama hilang. Tidak hanya itu, warna kulit bekas jerawat juga akan menjadi lebih gelap.
Cara menghilangkan jerawat batu
Berikut ini beberapa perawatan yang biasa direkomendasikan dokter untuk jerawat kistik.

Obat topikal
Pilihan obat topikal (salep atau krim) untuk jerawat biasanya tergantung pada usia, lokasi jerawat, dan tingkat keparahan kondisi Anda. Kebanyakan pasien akan menjalani perawatan jerawat yang memengaruhi perkembangan jerawat yang dialami.
Selama pengobatan berlangsung, Anda disarankan untuk tidak memencet jerawat. Pasalnya, memencet jerawat hanya akan memperlambat proses penyembuhan kuit. Bahkan, kebiasaan ini juga dapat menyebabkan infeksi dan menimbulkan bekas luka yang sulit hilang.

Antibiotik
Jika jerawat batu disebabkan oleh infeksi bakteri, artinya Anda membutuhkan antibiotik untuk mengatasi masalah ini. Antibiotik digunakan untuk mengurangi jumlah bakteri dan mengurangi peradangan.
Sayangnya, obat ini tidak bekerja untuk menekan produksi minyak berlebih dan sel kulit mati. Oleh sebab itu, antibiotik tidak digunakan sebagai perawatan tunggal, melainkan obat tambahan.
Pada saat penggunaan antibiotik dilakukan, Anda juga perlu menggunakan benzoil peroksida agar hasilnya lebih optimal. Hal ini juga membantu mengurangi risiko terjadinya resisten antibiotik.
Perlu diingat bahwa pengobatan jerawat dengan antibiotik hanya boleh digunakan dalam jangka pendek. Jika jerawat sudah membaik, pemberian antibiotik akan dihentikan.

Terapi hormon
Selain kombinasi antibiotik dan obat-obatan lainnya, terapi hormon juga dilakukan untuk menghilangkan jerawat batu, khususnya untuk para wanita. Salah satu jenis obat untuk terapi hormon adalah spironolakton.
Spironolakton biasanya digunakan pada wanita yang mengalami peradangan jerawat. Pasalnya, obat ini dapat mengurangi produksi minyak berlebih yang dapat menyumbat pori-pori.
Perlu diketahui, penggunaan spironolakton memiliki berbagai efek samping, terutama bagi mereka yang mengalami penyakit tertentu seperti penyakit jantung, kanker payudara, dan serviks perlu berhati-hati terhadap obat ini.

Cara mencegah jerawat batu

Berikut ini beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah munculnya jerawat batu.
• Mencuci muka 1 – 2 kali dalam sehari.
• Batasi makanan memicu jerawat, seperti cokelat dan produk susu.
• Mandi segera setelah berolahraga.
• Gunakan pelembap dan tabir surya, terutama di bagian wajah dan kulit yang terkena sinar matahari.
• Tidur yang cukup.
• Pakai produk kosmetik berbahan dasar air dan bebas minyak.
• Hindari memegang wajah dengan tangan yang kotor.
• Ganti sprei setidaknya satu bulan sekali.

Pakai Kutus Kutus yang sudah teruji dan terbukti khasiatnya,
minyak herbal alami yang banyak manfaatnya, klik disini untuk pemesanan !

Leave a Reply