Bagaimana Sejarah Diciptakannya Minyak Kutus Kutus?

Minyak Kutus Kutus adalah sebuah ramuan dari alam yang fenomenal di kalangan masyarakat Indonesia, terutama bagi para ibu rumah tangga. Bagaimana tidak, dalam banyak  pembicaraan yang bertema tentang keluhan kesehatan seperti tidak enak badan atau pegal pegal, selalu ada saja yang merekomendasikan untuk menggunakan minyak Kutus Kutus ini.

Minyak Kutus Kutus pada dasarnya adalah minyak balur yang tercipta dari campuran 49 macam rempah. Bahan dasar untuk pembuatan minyak ini adalah pada mulanya didapatkan dari bahan yang ada di dapur dan pekarangan rumah Servasius Bambang Pranoto di Kabupaten Gianyar. Servasius adalah pembuat minyak ini. Ujar Servasius pada mulanya, dia membuat minyak ini, lalu dia juga mengeceknya ke LIPI dan ternyata semua herbal tersebut sudah diteliti, sehingga memang bahan-bahan tersebut merupakan bahan yang bagus.

Bahan-bahan ini kebanyakan adalah bumbu dan aman dimakan. Jadi kemungkinan bertancunnya itu rendah. Makin yakin Servasius untuk membuat minyak tersebut. Dia menceritakan, adalah sebuah ketidaksengajaan untuk membuat minyak Kutus Kutus. Semua bermula pada saat Servasius terperosok di sebuah pematang dekat parit di rumahnya, yang menjadikan kakinya kebas dan tak terkontrol.

Pada saat itu, kata Servasius untuk berjalan saja dia harus dibantu, pada saat dia ke dokter ternyata malah ketahuan banyak penyakit yang hinggap pada tubuhnya, dia merasakan putus asa, lalu dokter menyarankan untuk mengatasi gejala itu terlebih dahulu daripada kakinya. Pada saat sakit pun, Servasius sering menyendiri, saat itu ia sering duduk merenung dekat Pura di sekitar rumahnya. Pada beberapa waktu dia merasakan suatu “bisikan” untuk membuat minyak itu demi mengobati kakinya.

Servasius mengikuti intuisinya, walau tidak memiliki pengetahuan tentang rempah ataupun juga herbal. Dia mulai mengumpulkan bahan-bahannya dan mulai meniru cara pembuatan obat tradisional yang khas di berbagai daerah di Indonesia. Lalu dia membalurkan ramuan tersebut pada kakinya. Sudah hampir tiga bulan Servasius menggunakan ramuan tersebut. Ujarnya, sudah seperti mandi minyak. Dan ternyata kakinya makin membaik. Lalu sisa minyaknya, dia bagikan kepada teman-temannya dan bahkan mendapat feedback yang positif karena banyak yang merasakan beberapa penyakitnya menghilang.

Untuk arti nama sendiri, nama Kutus Kutus yang menjadi merek minyak ini, ternyata idenya bukan dari Servasius sendiri, melainkan dari orang asing yang dia temui. Lalu katanya, setelah ia cari pada aman pencarian arti kata Kutus Kutus adalah angka delapan, sangatlah misterius seperti bagaimana ada dorongan untuk membuat minyak tersebut. Menurut kepercayaan Tionghoa simbol ini merupakan kekayaan dan keuntungan. Lalu, dia pakai saja nama itu, katanya iseng dan dia tambahkan kata “Tambah” dan “Waras”.

Baca Juga: Apa Hubungan Minyak Kutus Kutus dengan Sistem Kekebalan Tubuh?

Kemudian, mulai dipasarkanlah minyak buatan Servasius ini, tetapi tidak langsung laris, seperti saat ini. Menurutnya karena botol yang dia pakai kurang menarik, selain itu aroma herbalnya sangat menyengat. Agar diterima banyak orang, setelah satu tahun dia mencari informasi yang tepat, akhirnya di tahun 2014 minyak Kutus Kutus pun sudah mulai dipasarkan dengan bantuan distributor yang memiliki latar belakang bekerja pada sebuah perusahaan marketing.

Pada awalnya Servasius tidak pernah beriklan, karena dia ini di desa. Tapi, dia aktif menulis di Facebook tentang berbagai hal, termasuk soal minyak ini. Ujaran Servasius  yang sebelumnya bekerja sebagai sales di sebuah perusahaan komunikasi. Servasius merasakan bisnisnya berkembang dengan pesat, seperti filosofi pohon kehidupan yang menjadi konsep Minyak Kutus Kutus, Perkembangan mulai pesat sejak 2016 yang semula hanya memproduksi 500 botol sebulan, lalu saat ini sudah mencapai 500.000 per bulannya.

Itulah sekelumit kisah tentang minyak kutus kutus dan sejarahnya kenapa minyak ini dibuat. Untuk mendapatkan jaminan keaslian minyak ini, Anda bisa mendapatkannya melalui kontak person kami yang ada di halaman ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *