Benarkah Masuk Angin Sebuah Penyakit?

Kutus Kutus – Ada yang tidak tahu “penyakit” masuk angin? Mungkin hampir seluruh masyarakat Indonesia pernah merasakan masuk angin.
Namun sayangnya, dunia kedokteran menganggap masuk angin hanyalah sebuah mitos meskipun banyak orang yang mengaku sering menderitanya. Istilah masuk angin ini pun juga hanya ada di Indonesia.

Pendapat Dokter Tentang Masuk Angin

Masuk angin sendiri sering didefinisikan sebagai rasa “tidak enak badan” akibat banyaknya angin yang masuk ke dalam tubuh. Biasanya gejalanya berupa mual, pusing serta badan linu-linu. Bisa jadi terjadi karena terlambat makan, terkena angin di jalanan, terkena angin malam atau sering hujan-hujanan.
Kondisi ini diyakini sebagian masyarakat Indonesia sebagai sebuah penyakit, tapi sampai sekarang belum ada bukti medis yang cukup untuk mendukung pernyataan ini.
Ahli penyakit dalam dari Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk, dr. Mulia Sp.PD, seperti dikutip dari Kompas mengatakan, istilah masuk angin ini biasanya disebutkan bila seseorang mulai merasakan gejala-gejala yang meliputi pegal, kembung, tidak bisa berhenti buang angin, mual, batuk, flu, kedinginan, serta demam.
Gejalanya memang menyerupai kombinasi antara penyakit flu dan dispepsia fungsional atau maag. Penyebabnya pun beragam, bisa karena virus yang menyebabkan flu biasa seperti rhinovirus atau kebiasaan sehari-hari seperti terlalu sering mengonsumsi makanan yang berminyak, pedas, dan berlemak.

Baca Juga: Atasi Masuk Angin dengan Pilihan Obat Berikut!

Namun, pada kenyataannya, istilah masuk angin tidak ada dalam literatur kedokteran. Jadi, ini hanyalah sebutan mudah bagi orang Indonesia untuk menggambarkan kondisi tidak enak badan.
Kerap kali orang Indonesia menangani gejala ini dengan kerokan. Banyak yang percaya metode pengobatan ini bisa “mengeluarkan” angin dari dalam tubuh. Padahal, kerokan tidak akan membantu mengurangi gejala, terutama bila Anda lebih banyak merasakan gejalanya di perut.
Orang-orang mengganggap sendawa setelah pijat atau kerokan menandakan bahwa angin si biang penyakit sudah “keluar” dari tubuh. Nyatanya, ini hanyalah respons sistem parasimpatis dalam tubuh ketika tubuh sedang dalam keadaan rileks.
Jadi, kerokan mungkin hanya akan memberikan efek yang nyaman dan menyegarkan. Bila Anda ingin menangani gejala lainnya, ketahui dulu apa yang menjadi penyebabnya, baru kemudian Anda bisa membeli obat atau melakukan penanganan yang sesuai.

Pertanda Adanya Penyakit Lain
Masuk angin sebenarnya hanyalah pertanda gejala serupa flu dan maag yang bisa terjadi di saat yang bersamaan. Berarti, gejala tersebut sebenarnya memiliki penyebab tersendiri dan bisa menjadi tanda penyakit lainnya.
Memang, sangat bisa dipahami mengapa istilah ini muncul, sebab seringnya gejala-gejala tersebut terjadi setelah seseorang menghabiskan waktu seharian di ruangan ber-AC atau di luar ruangan kala udaranya dingin dan berangin.
Faktanya, kondisi ini bisa menjadi awal dari penyakit influenza. Udara dingin yang masuk ke hidung dan saluran udara bagian atas membuat kerja sistem kekebalan tubuh dalam melawan virus berkurang. Terlebih lagi, virus penyebab flu juga tumbuh lebih cepat di udara yang dingin.
Gejala selanjutnya yang lekat dengan masuk angin yaitu sendawa. Sebenarnya, ada sebuah kondisi bernama aerophagia, yakni ketika Anda mengalami perut kembung dan bersendawa akibat menelan terlalu banyak angin.
Namun, mengutip laman Sleep Foundation, kondisi ini lebih umum dialami oleh orang-orang yang menjalani terapi CPAP (continuous positive ariway pressure). Terapi ini dilakukan untuk mengatasi masalah apnea tidur, kondisi yang membuat seseorang berhenti bernapas sementara ketika tidur.
Sendawa lebih sering dikaitkan dengan permasalahan yang ada dalam pencernaan Anda, misalnya dispepsia, GERD, atau infeksi bakteri H. pylori.

Anda bisa mengurangi gejala masuk angin menggunakan minyak kutus kutus, pesan di sini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *